Monday, December 30, 2019

2 - Dekaplah apa yang sudah kamu miliki, seperti apapun pahitnya karena ada lebih baik dari tiada

Aku tahu ini terlalu berani tapi tidakkah aku punya hak untuk merasakannya meski hanya sedikit. Dada bidang untuk menampung tubuhku dan lengan besar yang menangkupku. Badannya menjadi kaku karena aksiku tapi kemudian menjadi luluh lalu memberiku kehangatan seperti yang ada diangaku. Aku memejamkan mata, menikmati mimpi yang kuciptakan sejak pertama kali aku melihatnya. Namun aku tahu seindah apapun ini, aku tidak bisa menapakinya karena ini seperti awan yang menghilang jika kau sentuh. Aku melepaskan pelukanku perlahan, tidak rela namun harus.
“Ada apa Rin?” tanya Om Andra lembut
“Nggak apa – apa” jawabku bohong dan Om Andra tertawa mengetahuinya
“Arini, Arini, Om ini punya 2 anak perempuan dan satu istri. Om tahu kalau perempuan bilang nggak apa – apa, artinya apa – apa. Jujurlah sama Om, Apa? Masalah cowok?”
Aku menggeleng. Suara dan tatapannya padaku membuatku ingin mengungkapkan semuanya seperti setiap kali kami bertukar kabar tapi aku takut dia akan membenciku.
“Ada apa?” tanyanya lagi lebih menuntut jawaban
“Aku nggak pengen ke Amerika Om”
Air mataku menetes deras setelah mengatakannya, sungguh, aku tidak ingin mengeluarkannya. Otakku sudah memerintah mulutku untuk tidak berkata tapi hatiku terlalu lelah, terlalu penuh dan ingin mengeluarkan semuanya, membaginya dengan seseorang yang dia percayai.
Om Andra mendorong bahuku turun perlahan, membuatku duduk di sofa “Ceritakan semua dari awal Rin”
Aku menceritakan soal ayahku, dimana semuanya berawal. Ayah yang aku ingat adalah sosok pria besar, tinggi, berbicara denganku lebih sedikit dari Ibu dan Mas-Masku. Masku ada 5 dan semuanya lelaki, mereka kadang menyebalkan tapi kadang juga menyenangkan, menggendongku, mengajak main kadang membagiku kola-kola (coca-cola) mereka. Minuman itu mengerikan rasanya, terasa geli dimulut dan rasanya pahit aku tidak tahu kenapa mereka harus sampai menabung untuk membelinya. Aku lebih suka rasa susu yang melumer dilidahku dan mendapatkan buku cerita baru setiap kali Ibu membeli kotak baru.
Ayah selalu mengendarai mobil berwarna hijau yang membuatku bangga. Hanya Ayah yang punya mobil itu dan aku suka setiap kali menaikinya. Ibu akan memangkuku dan aku bisa melihat pohon dan rumah berlarian di depanku. Ayah selalu berangkat saat aku sarapan, ayah selalu memakai celana panjang, kemeja berwarna putih dan tas kotak berwarna hitam yang tidak boleh aku sentuh. Ayah akan menarik tasnya saat aku menyentuhnya. Namun sore hari itu, aku tidak mendengar deruman mobil hijau Ayah. Tidak ada jejak ban lucu yang menggiling tanah halaman depan rumah padahal jejak pagi hari sudah hilang. Jejak ban lucu kesukaanku tidak muncul esok sorenya, sorenya, dan sorenya lagi begitu juga Ayah dan tas kulitnya yang terasa enak setiap disentuh.
Ayah meninggalkan kami semua, keluarga yang dia bentuk sendiri. Kami tidak tahu kerena apa tapi kemudian surat PHK dari pabrik tempat ayah bekerja memberi kami alasan. Ayah bahkan membawa uang pesangonnya dan meninggalkan kami dengan apa yang ada. Ibu yang hanya ibu rumah tangga selama ini menjadi kalut, dia harus menghidupi 6 anak sendirian tanpa keterampilan. Ibu akhirnya ikut bekerja di sawah bersama keluarganya yang selama ini menjadi penyewa sawah. Mas Alfa, Mas Alvin, Mas Faisal dan Mas Aan ikut membantu Ibu sedangkan aku dan Mas Agha yang masih berusia 5 dan 7 tahun tinggal di rumah.
Keluarga kami menjadi gunjingan semua orang, bagaimana tidak saat kehidupan kami yang sempurna menjadi jatuh. Tetangga yang dulu selalu ramah pada kami jadi memincingkan mata curiga, mewaspadai jika kami mencuri. Ibu yang dulu selalu lembut, memeluk meski kadang menjewer sayang, kini menjadi keras karena keadaan. Kami sering kelaparan tapi Ibu tidak akan pernah menerima belas kasihan dari orang – orang dan akhirnya Ibu memutuskan untuk memberikan tiga masku ke keluarga jauh yang mampu dan ingin memiliki anak. Mas Faisal pergi dengan keluarga yang tinggal di Bandung, Mas Aan pergi dengan keluarga yang tinggal di Jakarta tapi kemudian pindah ke Amerika, Mas Agha pergi dengan keluarga yang di Kalimantan. Setelah kepergian ketiga masku itu, Mas Alfa dan Mas Alvin menjagaku lebih dari sebelumnya. Mereka merasa menyesal tidak bisa mempertahankan adik – adik mereka.
Ibu, Mas Alvin dan Mas Alfa bekerja sangat keras melakukan apapun yang bisa dilakukan. Saat aku kelas 2 SMP, kehidupan kami membaik. Warung kecil – kecilan Ibu semakin berkembang, sawah semakin produktif. Mas – masku mungkin tidak lulus SMP tapi mereka giat belajar dari pengalaman. Hanya aku yang tetap menjadi beban, aku selalu naik kelas dengan nilai mepet, Ibu selalu marah akan kebodohanku. Meskipun kehidupan kami membaik tapi Ibu tidak kembali menjadi Ibu yang sebelum Ayah pergi. Ibu tidak akan segan – segan memukul anaknya yang menurutnya salah.
“Tapi seperti apapun, aku sayang Ibu. Aku ingin berbakti pada Ibu tapi aku nggak bisa menjadi apa yang Ibu inginkan. Aku nggak akan sanggup. Apakah aku salah kalau ingin jadi guru TK?”
Selama keadaan berat itu, aku mendapatkan kasih sayang dan bimbingan dari guru TK-ku. Beliau seorang wanita yang sabar, baik dan mengerti aku. Itulah kenapa aku ingin jadi guru TK, aku ingin membantu seorang anak yang memiliki masalah seperti aku.
“Orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anak mereka Rin. Mungkin kami terlihat memaksa kalian tapi kami hanya ingin kalian mendapatkan masa depan yang lebih baik dari kami. Jika Kesha ingin jadi guru TK, Om juga akan keberatan. Tapi salah jika Ibumu memukul hanya untuk menunjukkan keinginannya. Tidak ada seorang pun yang berhak dilukai. Kalian semua terluka dan kamu hanya anak – anak, itu tidak seharusnya terjadi.”
“Aku nggak keberatan tentang Ibu yang memukul kok” kataku yang entah bagaimana mengatakannya dengan suara ceria.
“Benarkah?”
Aku menggeleng dan terisak, “Aku ingin dipeluk Ibu. Aku ingin disayang Ibu seperti dulu”
Om Andra membawaku kepelukannya dan aku memeluknya erat. Om Andra tetap memelukku walaupun aku membasahi kemejanya dengan air mata. Aku mungkin keterlaluan tapi aku ingin menikmati ini, pelukan hangat seseorang yang bisa kuanggap sebagai pelukan seorang ayah.
“Maaf Pak”
Om Andra? Minta maaf ke siapa? Aku menggerakkan tubuhku, pipiku rasanya lengket pada kulit sofa. Mataku panas dan kepalaku pusing. Aku pasti menangis sampai ketiduran lagi. Jam berapa ini?
“Tidak masalah, lain kali saja”
“Sekali lagi maaf Pak”
“Kalau begitu saya pergi dulu”
Aku ingat suara itu. Suara Pak Sebastian. Dadaku mengembang bahagia karena Om Andra rela menolak Pak Sebastian demi aku, tentu aku merasa tidak enak tapi tetap saja aku bahagia menjadi prioritasnya saat ini.
Pintu kaca terbuka dan Om Andra muncul, dia tersenyum lembut padaku “Sudah baikan?”
Aku mengangguk malu, “Maaf Om, udah ngerepotin”
“Nah, Om juga sering ngerepotin kamu” katanya rendah hati. Aku tidak pernah merasa direpotkan olehnya karena aku melakukan semuanya dengan senang hati.
“Jam berapa Om?”
“Jam 5”
Aku ternganga, “Ya ampun, aku tidurnya lama ya”
“Tidak apa. Mau pulang sekarang?”
“Iya Om”
“Makan dulu ya. Mau makan dimana? Om traktir”
“Terserah Om aja deh tapi bentar ya, aku mau beresin muka. Pasti jelek banget deh. Ngeri ya?” tanyaku sambil menyentuh pipiku. Aku memakai eyeliner waterproof tapi tetap saja, aku kan menangisnya entah berapa liter.
Om Andra tertawa “Bukan jelek, tapi lucu”
“Oooom.... jahat ahhh” aku cepat – cepat keluar dari ruangan Om Andra, mencari kamar mandi. Saat aku akan masuk kamar mandi wanita, Pak Sebastian keluar dari kamar mandi lelaki yang ada di seberang kamar mandi wanita. Aku mengangguk, memberinya salam hormat dan segera masuk, tidak ingin dia melihat tampang monster-ku.
Eyeliner waterproof-ku sedikit meluber, membuat berkas hitam di mataku, aku terlihat seperti tidak tidur berminggu – minggu. Mataku merah, rambutku berantakan, hidungku merah dan tidak ada bekas bedak ataupun blush on di wajahku. Hilang semua. Aku mencuci muka, membersihkan semua kekacauan itu, aku hanya memakai lipstik agar terlihat lebih segar. Om Andra mentraktirku makan malam di restoran seafood, selama itu Om Andra melucu, membuat hatiku jadi lebih enteng. Aku mengakhiri hari ini dengan indah setelah aku mengawalinya dengan hati yang terdesak, sesak.
Aku melepaskan seatbelt begitu mobil Om Andra berhenti di gang kosku, “Makasih ya Om”
“Sama – sama cantik. Istirahat ya”
“Iya. Um...” Kami saling bertatapan dan aku mengeluarkan keberanianku untuk mengatakan hal yang sangat penting “Andai Om benar – benar ayahku, aku akan menjadi anak paling bahagia di dunia” kataku dengan segenap hati. Aku merasa malu setelah mengungkapkan impianku padanya.
“Kamu nembak Om nih Rin? Om sih tidak keberatan punya satu putri lagi, apalagi yang pinter masak dan perhatian. Gimana kalau diadopsi saja?” tanyanya dengan wajah jahilnya.
“Om ih... jangan lebai deh. Aku masih punya keluarga. Meski aku nggak punya yang seperti Om tapi aku punya 5 kakak laki – laki yang gagah – gagah nggak tambun kayak Om”
Tangan Om Andra otomatis turun ke perutnya yang mulai membuncit karena jarang olahraga, “Yah udah bawaan usia tapi tetep seksi ini”
“Iiih.. seksi dari mana. Nanti diselingkuhin tante Tessa baru tahu rasa!”
“Oh.. tidak bisaa. Tidak ada yang tahan sama Tessa kecuali Om. Galaknya itu”
Aku menaik – naikkan alisku menggoda “Tapi cinta kaan..”
“Ya cinta lah” kata Om Andra tanpa malu – malu.
Om Andra mungkin orang yang suka bercanda dan agak gokil tapi dia selalu gamblang menunjukkan cintanya kepada keluarga. andai saja.

Tuesday, August 6, 2019

Alasan kenapa aku berhenti pakai CC (Kartu Kredit)

Hai,

Sebelumnya aku pakai CC BRI Touch dan menceritakannya disini. Dan diakhir 2018, aku secara resmi menghentikan pemakaian CC BRI Touch dengan melakukan penutupan kartu.

Kenapa?

1. Sudah bukan lagi kartu yang free annual fee. Di statement Desember 2018, ada pengumuman kalau per Januari 2019, kartu BRI Touch akan dikenakan annual fee kalau nggak ada kartu kredit BRI lain yang dimiliki.

kebijakan baru BRI Touch

  Aku langsung telepon CS dan menanyakan apakah kabar itu benar dan berlaku mulai kapan. CS bilang, kalau untuk aku baru akan kena tahun 2020. Tapi aku tetap ngerasa harus nutup saat itu juga. Jadi aku langsung mengatakan niatku. Sempat dibujuk untuk dinaikkan Limit nya tapi aku kekeuh. Dan Januari 2019, aku mendapatkan email yang memberitahu kalau aku sudah nggak punya CC BRI Touch lagi:

email dari BRI
 2. Aku merasa, aku nggak sanggup menahan diri.

Di postingan aku disini, aku sudah bilang kalau Kartu Kredit bukan untuk orang dengan emosi finansial lemah. Awalnya aku punya CC memang karena aku butuh diskonnya. Selain itu, setiap kali aku bayar kan ada cashback dari Tokopedia. Bisa aku buat untuk bayar listrik. Tapiii.... kan nggak selamanya juga ada barang yang butuh aku beli ataupun ada diskonnya.

Jadinya malah aku sering pakai CC untuk hal yang biasa aja. Intinya, emosi finansialku ternyata lebih lemah daripada yang aku fikirkan. Untungnya, Bae sering nyeletuk kalau CC itu kan utang.

Awalnya, ego aku menolak kenyataan kalau aku mulai kehilangan kendali emosi finansialku karena aku selalu membayar tepat waktu. Tapi akhirnya aku menerima bahwa aku nggak sekuat itu dan menghentikan pemakaian CC.

Setelah itu....

Beberapa kali terkena godaan CC lagi karena abis ini mau Renovasi, artinya butuh beli tegel dan sebagainya. Banner nya Depo Bangunan gedee banget kelihatan kalau pakai CC bisa dapat potongan tambahan 150ribu. Pengalaman sebelumnya, aku bisa dapat gratis 2 cat itu...

Abis itu, di kantor ada pegawai BRI yang menawarkan CC Business Card. Yang ini free annual fee tanpa embel-embel.

CC Bussiness Card

 Tapi aku nggak ngambil kesempatan itu. Aku bertekat untuk mengasah emosi finansialku lagi. Kalau masih suka kalap belanja yang nggak perlu atau karena di 'racun', aku nggak akan apply CC!

Love you, XOXO 

Friday, August 2, 2019

Cerita Persiapan Finansial Pertunangan dan Pernikahanku

Karena membuat postingan soal Renovasi Rumah, aku jadi teringat perjuangan saat menyiapkan uang untuk Pertunangan dan Pernikahan.

THE STRUGGLE IS REAL!!!!!

DISCLAIMER:
Tidak ada niatan untuk mengeluh ataupun tidak bersyukur atau bahkan dibilang pamer. NOOO! aku berniat share aja bagi kalian yang kebingungan seperti aku dulu.

Oke kita mulai dari Pertunangan. 

Aku dan Bae pacaran 1 tahun lebih 2 bulan sebelum akhirnya melakukan pertunangan dibulan November 2018.

Acara ini nggak ribet karena pertunangan di desa aku itu, nggak macem-macem kayak acara pertunangan di kota-kota. Nggak ada tuh hiasan-hiasan atau harus beli baju baru dan MUA. Ketolong banget dengan acara pertunangan ala desa. Jadi cuma butuh tenaga manusia untuk masak buat keluargaku dan keluarga Bae. 

Seserahan dari Bae: Cincin Tunangan (untuk aku dan Bae), Buah, Jajan, Perlengkapanku (Kebaya satu set, Baju satu set, Baju tidur satu set, Pakaian Dalam, Alat Make Up, Alat Mandi, Tas, Sepatu, Sprei dan bed cover)

Setelah acara Bae ngelamar aku ke keluarga, di adat desaku ada yang namanya Balikan. Itu aku dan keluargaku mengunjungi rumah Bae untuk membicarakan kapan tanggal pernikahan dan acaranya. Ini ada adat untuk membalas seserahan yang dulu dibawa Bae saat melamarku. Nggak sebanyak yang dibawa Bae sih. Dan karena yang kesana cuma keluarga inti aku, jadi nggak nyiapin makanan, cuma harus bayar tol aja sih.

Seserahan balasanku: Buah, Jajan pasar, Baju (ini boleh baju aja tapi boleh pernak-pernik lain juga. Kayak aku pengen nambahin celana, sabuk sama sepatu).

💸 apprx. yang aku keluarkan 8.000.000

Sebelum tunangan, ada kejadian yang membuatku tergoncang baik secara mental, fisik maupun finansial. Tapi kita bahas soal Finansial aja ya.

Aku akan cerita soal bagaimana ekspektasi finansialku sebagai anak perempuan satu-satunya dari 4 bersaudara untuk masalah Pertunangan dan Pernikahan. Dari kecil, aku selalu diberitahu kalau:

"Orang tua bertanggung jawab terhadap pernikahan anak perempuan mereka. Kalau anak lelaki, ya dipersiapkan sendiri". 

Bahkan itu selalu digaung-gaungkan sampai aku dewasa.

Dan tiba-tiba, tepat sebulan sebelum acara pertunanganku, terdapat peristiwa yang membuat ekspektasiku hancur lebur. Secara finansial, orang tuaku nggak bisa menanggung biaya pertunangan dan pernikahanku.

Stress. Pasti. Ingin rasanya marah, tapi marah pada siapa?

"Saat terjadi hal yang berat, sangat berat dan membuatku tidak tahu harus melakukan apa dan putus asa. Aku menyerahkan diriku pada Allah, selalu ingat untuk bersyukur dan bangkit serta berusaha"
Untungnya, aku masih punya tabungan dan kutambah dengan uang yang aku sisakan untuk membayar Notaris (akte kepemilikan rumah masih balik nama waris, belum balik nama ke aku, jadi aku belum harus bayar). Aku pinjam uang itu dulu, berharap nggak harus dibayarkan dalam waktu dekat.

Aku menghitung-hitung kemampuanku dalam mengumpulkan uang. Sebanyak apa dan harus bagaimana. Dari bulan Desember, aku mulai mengetatkan ikat pinggang. Makan hanya untuk sarapan dan makan siang/makan malam. Menyisihkan 90% sisa pendapatan (setelah dikurangi cicilan rumah) untuk biaya pernikahan.

Berhutang? NO! BIG NO!

Salah satu Post Jouska tentang Wedding Disaster

Di IG Jouska, aku membaca ada pasangan yang harus berhutang demi membiayai pernikahan mereka dan setelah menikah, masih harus membayar utang-utang. 

Kasus terdekat adalah Kakakku sendiri. Kakak Iparku yang cerita kemudian memberikan wejangan kalau jangan sampai berhutang untuk pernikahan karena rasanya akan sangat menyedihkan. Harus membayar berbulan-bulan untuk acara semalam saja.

FIX. Aku nggak akan pernah mau berhutang untuk pernikahanku.

Setelah menghitung, akhirnya aku sampai pada angka 50.000.000, 7 Bulan mengencangkan ikat pinggang. Berharap uang THR juga. Tapi pada akhirnya aku hanya bisa mengumpulkan uang 42.000.000

Aku memberitahu keluargaku, berapa uang yang aku punya. Terjadi perdebatan, katanya aku nggak akan bisa membuat acara pernikahan dengan uang hanya sebesar itu karena tamu yang diundang banyak. Untuk makan saja mungkin tidak cukup.

Penyakit yang paling berbahaya: Gengsi

Dimasa itu, aku harus kekeuh, keras, memberitahu orang tuaku kalau aku nggak ingin acara yang besar kalau harus mengeluarkan biaya lebih dari apa yang aku punya. 

Kalian bisa bilang kalau aku 'durhaka' dan nggak mau membahagiakan orang tua. Please, aku nggak peduli omongan kalian soal itu.

Dengan bertanya pada Kakak Ipar dan Calon Kakak Ipar serta browsing, akhirnya aku membuat List Penting dalam mempersiapkan pernikahanku:

catatan persiapan pernikahan
Pertama kali adalah aku mencari perias, aku bertanya ke teman dan kakak ipar serta mencari online. Akhirnya aku menemukan dan memutuskan untuk memakai Bu Herma karena beliau bukan cuma make up dan baju, tapi juga bisa memberikan paket Dekor, Foto & Video.

IG Bu Herma
Meskipun paketan, aku tetap bertanya dengan rinci apa saja yang termasuk dalam paketannya. Mungkin aku sangat menyebalkan bagi Bu Herma, tapi aku sangat berterimakasih.

Bae memberikan kontribusi untuk acara yang ada di rumah, meskipun di rumah Bae juga diadakan unduh mantu.

Acara pernikahanku ini begitu berkesan dan lega setelah selesai. Aku dan Bae, kami berdua bisa melanjutkan hidup setelah acara pernikahan tanpa ada utang. Alhamdulillah juga, kami berdua masih ada saku dari uang amplop 😎 . Karena aku memilih tanggal akhir bulan, kami nggak perlu lama-lama untuk terima gaji. Hahaha. Mungkin bisa dipertimbangkan juga lho untuk memilih tanggal pernikahan.

 Abis nikah masih bisa makan di Hanamasa, masih bisa Renovasi Rumah, masih bisa membeli barang impian yang tertunda dibeli karena harus mempersiapkan pernikahan.

Aku bersyukur, meskipun penuh perjuangan, aku memiliki banyak orang yang mau membantu. Kakak dan Kakak Iparku, mereka yang menjadi panitia inti. Mempersiapkan segalanya. Keluargaku yang lain, mau berepot-repot secara finansial dan tenaga membantu. Tetangga yang mau ikut pladen, membantu saat acara. Penuh syukur dan penuh rasa bahagia di pernikahanku ini.

Mempersiapkan pernikahan bisa sangat memusingkan, penuh emosi dan membuat kalian menyerah. Tapi selalu ingat, niat awal kalian.
 
Aku memulai planningku dengan Bismillah... menyelesaikannya dengan Alhamdulillah... 

"Saat kalian merasa sudah berada di pojokan, nggak tahu harus kemana, nggak kelihatan apa-apa. Bersyukurlah. Karena dengan bersyukur, kalian akan bisa melihat apa yang bisa membantu kalian."
 💸 42.000.000
BYE BYE Love You

Renovasi Sesi 2 : Pintu Rumah ala Cafe

Haaaiii kembali lagi bersama saya yang telah berganti status. Huehehehe....

Bae sekarang menjadi Cuami💕 #maluuuu


Setelah menikah, tentu kami nggak nge kos lagi. Sekarang tinggal di rumah berdua. Memulai kehidupan rumah tangga #eh yang terasa menyenangkan  🙆 tapi nggak heboh banget. Entah aku aja apa semua merasakan begitu?

Menyenangkannya banyaaak~~~ kayak kemaren aku panas (yang bikin aku mewek banget, nagis-nangis nggak jelas) ada yang peluk-peluk 💑

Curhat Pengantin baru di cut aja ya. Dikembalikan pada judulnya, yaitu Renovasi. 🔨🔧🔩🏚

Seperti yang telah kalian tahu di series ini rumah aku seperti apa dan aku melakukan renovasi sesi 1. Hasilnya memuaskan meskipun terdapat drama di dalamnya, dan aku berniat untuk melakukan Renovasi berikutnya.

Video diatas adalah tampilan lengkap hasil renovasi kamar mandiku

Jarak waktu dari renovasi sesi 1 ke renovasi sesi 2 ini memang jauh banget. 1 tahunan ya. Alasannya? 💰💰DUIT dan ada prioritas lain, yaitu pertunangan dan pernikahan. Need moooneeeyyyy dan nggak sedikit. Aku bakalan ceritain masalah finansial dalam mempersiapkan pertunangan dan pernikahan di post yang lain.

Uang Renovasi ini darimana? Kan abis nikahan yang membuat kantong kering se kering-keringnya?

Jawabannya, uang dari tamu alias amplop 😎 dan sisanya adalah THR dari kantor. Alhamdulillah.... abis nikah nggak cuma makan nasi dan kecap atau harus bayar utang #bersyukur dan #berterimakasih

Renovasi sesi 2 ini aku berfokus pada bagian depan rumah yang bangunannya mepet banget, hanya menyisakan sedikit tempat untuk parkir motor. muat dua motor, tapi itu harus miring-miring. Begitu motornya masuk, mau nutup pagar susah banget. Fiuuuh~~~😰

Beginilah penampakan rumah bagian depan:

tampak depan rumah
aku berniat membongkar tembok dengan kaca besar itu, berserta dengan atapnya yang dari seng. Bocor juga itu atap dan mau diperbaikin kayak apa juga nggak bisa. Bongkar sekalian kan. Terus nanti atapnya diganti dengan kanopi.

Kalau tembok itu dibongkar, artinya dari depan ke dalam nggak ada sekatnya, kan? Aku memilih untuk nggak bikin tembok, tapi pasang pintu lipat. Jadi, kalau ada acara atau mau masukin barang, bisa los! 

Langkah pertama adalah, aku nyari tukang yang bisa buat pintu lipat aluminium. 
 
inspirasi pintu lipat yang aku inginkan

Bentuknya seperti itu karena aku mikirnya kan nanti kalau kebentur motor, nggak bakalan kenapa-napa karena memang tempatnya kan buat garasi. Melihat di berbagai tempat, bahannya kayu itu kelihatan baguuus gitu. Wis, aku pengen begitu pokoknya. Tapi obsesiku itu terhempas nyata karena beberapa pendapat:

1. kayu biaya perawatannya nanti bisa banyak. 
2. Bisa kena rayap. 
3. Biayanya pembuatannya lebih mahal daripada aluminium. 

Oke. Setelah ngobrol lagi dengan suami, kita memutuskan untuk pakai bahan aluminium aja.

Tanggal 14 Juni 2019: Aku mencari tukang aluminium dari OLX dan menemukan 2 kandidat. Ini penting, untuk membandingkan harga. Kandidat pertama, menawarkan 10.500.000 Kandidat kedua menawarkan harga 6.230.000. Tentu saja, aku milih kandidat kedua. 😀

Tanggal 4 Juli 2019: Tukangnya datang ke rumah untuk ngukur dan ngasih pilihan bahan. Setelah ukur-ukur dan membicarakan masalah design serta bahannya, akhirnya deal dengan harga 6.300.000 tapi dengan design yang berbeda. Bawahnya nggak bisa kayak yang aku inginkan karena bahannya lebih mahal. Tapi akhirnya diganti dengan kaca yang lebih tebal.


spesifikasi yang akhirnya dipilih

Nama tukangnya adalah Mas Wahyu Ardiansyah, orang malang dan bekerja sendiri tapi pas pasangnya dibantu sama temennya. Orangnya berani ngasih KTP kalau customer ragu. Waktu itu aku sempet takut sih, soalnya harus ngasih DP 3.300.000.

Tanggal 5 Juli 2019: Mas Wahyu datang ke rumah untuk pengukuran kedua dan memberikan keyakinan. Sampai akhirnya terjadilah deal atas asas yakin. Aku bismillah aja sih. Ternyata, lantai rumahku itu nggak rata 😢 selain itu, ada pipa yang menyembul diatas lantai. Lupa banget aku soal ini. Pipa air itu memang mau ditanam ke lantai, bukan ke dinding seperti umumnya, karena nanti lantai rumah aku mau dilapisin sama parket.
Soal pipa, Mas Wahyu bersedia menanamkan pipa itu ke lantai tanpa tambahan biaya. Supaya pintunya bisa di pasang.

Tanggal 8 Juli 2019: Aku transfer uangnya dan Mas Wahyu mulai membuat pintu lipatku.

Tanggal 11 Juli 2019: Mas Wahyu memberikan update pembuatan pintu lipatnya

Progress Pintu Lipat dari Mas Wahyu
Mas Wahyu ini rajin ngasih update tentang progress pembuatan pintu lipatnya. Tahu banget kalau customer nya ada ketakutan gitu dan maklumin banget. Mantap lah.

Tanggal 14 Juli 2019: Mas Wahyu bersama dengan seorang temannya datang untuk masang pintu lipatnya. Butuh waktu 5 jam-an lho. OMG!! dan mereka itu ngerjain nggak berhenti 😲  sampai aku nggak enak sendiri. Pengen disuruh istirahat tapi mereka tetap ngejar waktu. Dari jam 2 selesai jam 7-an malam.

penampakan pintu lipat baru
Seneeng bangeet akuuu.... 😆😆😆😆   itu cantiiik banget pintunya. Ala-ala Cafe kan ya jadinya??? Bikin semangat untuk nge renovasi selanjutnya. Ihiiirrrr!!!

Setelah terpasang, dibagian bawahnya itu belum bisa dipasang slot, karena ya itu, ternyata lantai rumahku nggak rata. Akhirnya aku harus nyari tukang lain untuk leveling supaya bisa ada slot bawah. Aku bayar 2.500.000 setelah pintu terpasang. Sisa 500.000 nya sama mas Wahyu ditunggu sampai bisa masang slot.

Seperti biasa, nyari tukang di OLX karena nyari tukang dari teman-teman itu nggak dapet-dapet. Akhirnya dapat tukang untuk leveling, jasa sekaligus bahan bayar 150.000. Huft... oke... 

Hasil Leveling


Tanggal 28 Juli 2019: Akhirnya mas Wahyu bisa masang slot bawah. Pintuku bisa terpasang dengan aman dan sempurna. Yeeeyyy~~~

Segitulah Renovasi Sesi 2 untuk pembuatan pintu lipat untuk rumahku. Bulan Agustus ini insyaallah akan bongkar dinding dan atap lalu masang kanopi. Seperti biasa, aku akan membuatkan rincian biayanya.

💸 Biaya pembuatan pintu lipat dengan ukuran 2.94m x 2.43m, 4 pintu adalah: 6.450.000

BYE BYE~~~ XOXO


Kalau ada yang mencari tukang aluminium untuk wilayah Malang, email aja ke aku. Nanti aku kasih nomornya Mas Wahyu







Tuesday, July 30, 2019

Anugrah Terindah



Pertama kali melihatnya, aku tahu apa yang kurang dari hidupku


Prolog 


"Papa, ini Arini. Arini, ini Papaku"

Lelaki beraut ramah dan tampan itu tersenyum, mengulurkan tangannya "Andra."

Aku membalas ulutan tangannya dengan senyum sopan, "Salam kenal Om"

"Papa traktir makan ya" pinta Kesha dengan manja.

Aku membuka pintu belakang sedangkan Kesha duduk di samping Om Andra.

"Makan padang, mau?" tanya Om Andra yang mulai menjalankan mobil.

Aku tidak suka masakan padang tapi aku tidak mengatakannya, aku masih punya sopan santun dan aku ingin melihatnya lebih dekat. Aku mengintip - intip melalui ujung mataku caranya berinteraksi dengan Kesha.

"Kesha gimana Rin kalau di kampus?" tanya Om Andra dengan suara yang menunjukkan ketegasan namun juga kelembutan kasih sayang di dalamnya.

"Eh, baik kok Om" jawabku singkat karena aku benar - benar tidak tahu harus bicara apa, perasaan bergejolak di dalam dadaku membuatku tidak ingin banyak bicara dan hanya menatapnya.

"Tidak usah takut memberitahu Om kalau Kesha nakal. Om akan mengurungnya di kamar" katanya seakan Kesha itu anak umur 6 tahun bukannya 19 tahun.

"Papa aaah... apaan sih!" protes Kesha setengah kesal setengah manja.

Om Andra tertawa menanggapi protes putrinya. Tawanya berat tapi riang, membuat wajahnya lebih cerah.

"Arini asalnya mana?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari jalan.

"Jombang Om"

"Di sini ngekos atau ada keluarga?"

"Nge-Kos Om"

Om Andra tersenyum simpul lalu tidak ada percakapan lagi. Kesha pernah bercerita padaku kalau Om Andra selalu sibuk, mengingat jabatannya sebagai kepala bagian keuangan tapi jika dia masih mau menjemput anaknya seperti saat ini, Om Andra pasti ayah yang baik.

---------------------------------------------------------
 
Baunya harum sekali, lezat, mengundang dan aku yakin warna emas berkilaunya akan menambah selera. Aku mengambil tutup tupperware pasangannya dan menutupnya dengan senyum puas. Om Andra pasti suka. Aku mengemasi nasi dan sayur di tupperware lain, memasukkan ketiga-nya ke dalam tas jinjing yang khusus untuk Om Andra. Harga bukan masalah jika untuk lelaki yang aku cintai itu.

"Mbak mau kencan lagi ya?" Tanya Dian, adik tingkat juga adik kosku saat aku melewati kamarnya yang ada di samping pintu depan. Dia sedang tiduran di lantai sambil menghadap laptop yang mengeluarkan bunyi salah satu game online di Facebook.

"Iyap" jawabku riang.

"Mbak, pacarnya kok nggak pernah datang ke kos sih?"

Aku hanya tersenyum menjawabnya dan segera mengaitkan ikatan sepatuku "Pergi dulu ya. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Langit cerah berwarna biru dengan awan putih jarang-jarang menghiasinya, jika saja ada angin sejuk lembut membelai maka akan sangat menyenangkan tapi apa mau dikata, Surabaya bukan Surabaya tanpa udara panas dan tanpa anginnya. Aku harus berjalan agak jauh sekitar 500 meter untuk sampai di jalan raya. Kantor Om Andra agak jauh dari kosku, harus naik bis kota lalu oper angkot.

45 menit berada di atas kendaraan umum, akhirnya aku sampai di depan Condroadi Tower, gedung bertingkat 23 dan dihuni berbagai perusahaan salah satunya perusahaan Condroadi Finance Surabaya tempat Om Andra bekerja. Begitu masuk, aku tidak langsung naik lift tapi masuk ke toilet, merapikan diri dan menyemprot parfume aroma citrus. Begitu yakin make up dan bajuku cantik, aku baru menuju lift.

"Hai Rin!" Sapa Mbak Lilis, resepsionis gedung itu.

"Hai Mbak. Apa kabar?"

"Baik. Kamu bawain pak Andra makan siang lagi?" Tanyanya melihat tas yang aku bawa.

"Iya mbak"

"Lha, Kesha-nya mana?"

"Katanya nanti nyusul. Ya udah, naik dulu ya mbak"

"Oke"

Aku memencet angka 14, lantai tempat Om Andra bekerja dan begitu keluar hanya sedikit karyawan yang terlihat mengingat ini jam makan siang. Aku mengetuk tiga kali lalu masuk. Ruangan yang telah akrab denganku selama beberapa bulan ini, ruangan itu terasa seperti Om Andra dengan semua perabotan sederhana namun hangat dengan warna coklat-nya lalu wangi citrus yang menyegarkan favorit Om Andra. Itulah kenapa aku memakai parfume dengan wangi itu.

Lelaki yang aku cintai sedang duduk dengan santai di belakang mejanya, menelfon seseorang sepertinya. Om Andra terlihat kaget melihatku dan menurunkan ponselnya.

"Arini? Kapan datang?" Tanyanya dengan suara yang selalu membuat hatiku hangat.

Aku tersenyum lebar, menghampiri Om Andra dan meraih tangannya, memberi ciuman lembut "Barusan Om. Kok kaget gitu?"

"Ah, Om mau ngomong sesuatu ke kamu sebelum kamu datang."

"Kok nggak telfon?"

Om Andra tertawa, memperlihatkan ponselnya yang menyala memperlihatkan menelfon seseorang. Aku. Aku terkesiap, meletakkan tas makan siang untuk Om Andra di meja dan merogoh tas, ponselku berkedip-kedip tapi tidak bersuara. Panggilan Om Andra berhenti dan aku melihat ada 3 Misscall dan 2 SMS dari Om Andra.

"Aku silent" kataku meringis, baru sadar kebodohanku.

Om Andra tidak marah, malah mengeluarkan senyum jenakanya. Aku tertawa dan berjalan ke belakang Om Andra, meletakkan tanganku di pundaknya dan memijitnya dengan tekanan yang tepat untuk membuat otot tegang menjadi rileks sebagai bentuk permintaan maafku "Kaku banget Om."

Om Andra menikmati pijatanku selama 5 menit sebelum menanggapi "Biasa, mau deadline. Ngomong-ngomong, hari ini kamu membawakan apa?"

Aku melepaskan pundak Om Andra dan membukakan tas makan siangnya "Ayam goreng bumbu spesial dan sayur bening, persis seperti favorit Om"

Om Andra tertawa senang, "Siang ini seperti surga. Ditemani bidadari cantik dan makanan lezat"

Aku tersenyum lebar, begitu senang mendengar pujiannya "Aku ambilkan piring dan Kopi untuk Om."

"Kamu selalu tahu apa yang aku mau Arini."

"Tentu saja." Aku berjalan dengan riang ke pintu "apa aku lulus sebagai istri Om?"

"Setelah aku bercerai dari wanita tua, cerewet dan galak itu, aku akan menikahimu"

"aku menunggu" kataku sambil mengedipkan mata.

Aku membuka pintu lebih lebar dan berhadapan dengan sosok asing yang membuatku kaget. Sosok tinggi dan lebar itu memperhatikanku dari atas ke bawah, membuatku gugup karena ketampanan dan otot - otot menggelembung yang membuat kemejanya tertarik ketat.

"Anda.. mencari Om Andra?"

"Ya. Dia ada di dalam?"

Aku mengangguk bersamaan dengan pintu yang terbuka, Om Andra muncul di belakangku. Aku mendongak dan terkesima sekali lagi dengan sosok lelaki di belakangku. Om Andra sangat tampan dan berwibawa, sempurna dengan tubuhnya yang terlihat hangat membuatku ingin memeluknya erat.

"Pak Sebastian, ada apa?" tanya Om Andra yang terdengar lebih formal.

Pak Sebastian. Dia atasan Om Andra? Aku melihat sosok yang fisiknya hampir seperti buto ijo. Besar, tinggi, lebar, dan sayang sekali sangat tampan.

"Saya ingin mengajak anda berbicara sesuatu sambil makan siang, bisa?"

Om Andra melihatku yang memang selalu memperhatikannya, aku memberinya senyum pengertian dan itu membuatnya menjawab, "Tentu. Saya permisi sebentar" Om Andra menyentuh pundakku, menarikku masuk lagi ke dalam kantornya.

"Maaf ya Rin, makanannya jadi mubadzir. Padahal kamu sudah susah buat" katanya dengan lembut penuh penyesalan.

"Nggak apa Om, Arini ngerti kok." Aku beranjak cepat menghampiri mejanya, mengambil jas yang disampirkan di belakang kursi "Om mau pakai jas-nya atau bawa dompetnya aja?"

"Jas-nya"

Aku mengambil jas itu dan memberikannya ke Om Andra dan langsung dia pakai, membuatnya semakin gagah. Tangannya terulur kekepalaku, menyentuhku dengan cara yang selalu membuatku luluh padanya "Maaf ya, Om janji akan mengganti ini. Gimana kalau makan malam? Besok?"

Aku tersenyum lebar, senang dengan kompensasi yang diberikannya "Oke. Janji ya"

"Iya. Om pergi dulu"

"Hati - hati Om."

Tangan besarnya mengusap pipiku sebelum dia pergi dengan Pak Sebastian yang tidak tahu jabatannya apa.

"Putri anda?"

"Bukan, teman putri saya"

Aku hanya bisa mendengar satu percakapan itu karena mereka semakin menjauh dan aku masih di dalam ruangan Om Andra. Aku melihat ayam goreng spesial yang terlihat menyedihkan karena tidak dimakan. Aku menutup kotak plastik itu, memutuskan untuk memberikannya ke Office Boy yang ada di lantai ini. Rasanya masih sedih karena tidak bisa makan bersama Om Andra padahal kami sudah tidak bertemu selama seminggu tapi senang juga karena kami akan makan malam. Aku merasa semangat lagi, memikirkan dimana tempat untuk makan malam yang pas. Aku tidak ingin tiba - tiba Kesha atau kenalanku melihat kami makan bersama. Konsekuensinya aku tahu tidak akan indah.



Monday, May 6, 2019

Budgeting atau Perencanaan Keuangan Bulanan

Haloooo~~~~ 🙌 sudah lama nih nggak nge post apapun. Ehehe... sebenarnya banyak yang pengen aku bagiin. Berbagai pengalaman baru yang sudah teruji olehku 🙆

Pengalaman apa yang kali ini mau aku bagiin? Ini tentang Finansial Pribadi lebih tepatnya, Budgeting atau Perencanaan Keuangan Bulanan 📅💰 

Aku mau tanya, kalian bikin nggak sih coret-coret kebutuhan kalian itu sebulan apa atau lebih keren lagi, kalian nyatet pengeluaran kalian?

Aku mulai bikin Perencanaan Keuangan Bulanan dari bulan Januari 2018. Isinya sederhana banget. Cuma pengeluaran Wajib aja yang aku buat. Tapi sebenarnya, untuk apa sih bikin Perencanaan Keuangan Bulanan?

Buat aku,

================


Membuat Perencanaan Keuangan Bulanan membuat kita jadi lebih sadar diri dengan apa yang kita miliki
===================
Semua dimulai dari pertanyaanku pada rekeningku setiap akhir bulan: "Kemana sih duitku? Mana tabungan?" 💸💸

lalu aku berfikir.... 🙇  Ah.... aku nggak tahu.

Dari situ, aku mau lebih baik lagi dalam menyikapi rejeki yang diberikan padaku. Aku browsing-browsing, mulai mencari apa yang harus aku lakukan supaya menjadi lebih bertanggung jawab dengan uangku.

Lalu, aku menemukan fakta bahwa Perencanaan Keuangan itu MEMANG PENTING.

Beberapa sumber yang bisa menjadi referensi untuk Perencanaan Keuangan:

a.  Prita Ghozie

Prita Hapsari Ghozie, SE, MCom, GCertFinPlanning, CFP, QWP, adalah seorang CEO & Financial Planner,  financial educator, public speaker,  penulis, Dosen FEB-UI, seorang isteri, dan ibu dari 2 orang anak. (diambil dari website https://pritaghozie.com/prita-ghozie/)


Youtube dengan pencarian: Prita Ghozie

Mbak Prita ini banyak mengisi acara-acara di TV dan syukurnya, di upload ke Youtube. Kalian bisa nyari kok di Youtube dengan nama Mbak Prita atau Perencanaan Keuangan. Ini salah satu link Youtubenya.

b. Dave Ramsey

Dave Ramsey terkenal dengan 7 Baby Steps. Di Amerika, dia terkenal sebagai pembawa acara radio yang memberikan konsultasi keuangan. Dave Ramsey ini lebih ke arah gimana caranya bayar utang lebih cepat. Bagi Dave, lebih cepat membayar utang lebih baik dan sebenarnya seseorang itu BISA melakukan hal itu, asal dia merencanakan keuangannya dengan baik. Hidup REKOSO untuk beberapa bulan demi DEBT FREE.


Youtube Dave Ramsey
Youtube Dave memberikan banyak sekali inspirasi bagi kalian yang lagi punya banyak utang dan ingin segera keluar dari keadaan tidak nyaman itu. Dave juga punya Podcast namun sepertinya hanya ada di aplikasi Podcast Iphone.

Dari semua sumber itu, aku mendapatkan beberapa poin penting yang bisa aku aplikasikan kepada kehidupan finansialku:

1. Punya Buku Finansial

Buku Keuangan Pribadiku

Aku beli notebook ini di Strawberry, dibeliin sama Bae sebenarnya bersama dengan bolpoint Unicorn yang tidak kalah lucu. Ukuran bukuku 9cmx10.5cm, pas banget untuk dibawa kemana-mana dan design nya cantik agar nggak ngerasa 'enek' kalau liat buku ini. Karena, buku keuangan tidak bisa dipungkiri, membuat jiwa miskin nan denial bergejolak.

Buku Keuangan berisi seluruh informasi keuangan pribadiku, kecuali password. Isinya adalah:

a. Daftar Harta yang dimiliki
 

Lembar Harta yang harus tambah isinya. Semangaaatt!!!
Di halaman ini, aku mengisi harta yang aku miliki baik benda maupun uang. Namun untuk benda, tidak termasuk elektronik. Dan Uang ini yang pasti tidak akan dipakai dalam jangka waktu dekat.

b. Hutang

Hutang juga aku cantumkan karena yang namanya Harta bersih itu sebenarnya adalah Harta - Utang. Juga untuk membuat nggak denial atau mengingkari bahwa aku punya utang yang perlu dilunasi. Dengan mencantumkan utang ini, membuat aku harus lebih memikirkan baik-baik keputusan dalam kehidupanku. 

Lembar Hutang yang ingin segera dihilangkan!!!! Bismillah!

c. Informasi Nomor Rekening

Ini aku isi nomor-nomor rekeningku dan pihak-pihak yang berhubungan dengan transfer-transfer. Aku juga mencantumkan kapan aku membuat rekening itu. Tapi aku nggak mencantumkan Password. Karena takutnya, akan di salah gunakan jika hilang. 

Jangan pernah mencantumkan Password ya! Password harap diingat aja.

 d. Nomor Tagihan Rekening Rumah

Aku mencantumkan nomor PDAM dan nomor Listrik, supaya nggak lupa kalau pas waktunya bayar tagihan.

Masukkan nomor tagihan yang harus dibayarkan rutin.
 e. Tagihan Tahunan
Ini adalah tagihan yang ada tiap tahun saja. Seperti pajak Motor dan Pajak Rumah. Ini kan harus dibayarkan. Jangan lupa dikasih tanggal berapa harus dibayar. Jangan sampai menunggak yaaa

Lembar yang membuat ingat, bahwa pengeluaran bukan cuma rutin bulanan, tapi ada juga yang tahunan.

 f. Target Finansial
Ini adalah lembar dimana aku menuliskan dengan rinci, dalam setahun atau beberapa bulan kedepan apa yang ingin aku beli atau aku dapatkan. Dengan menulis secara rinci, apa, berapa, dan kapan. Aku jadi lebih tahu, berapa yang harus aku tabung setiap bulannya.

Jangan lupa, untuk ber do'a, memohon, berusaha kemudian pasrah pada Allah. Moto aku: Bismillah. Berusaha aja terbaik saat ini. Kalau memang rejekinya, pasti bisa.

Tuliskan dengan rinci keinginan, jangan lupa do'a.
 2. Punya perencanaan keuangan untuk satu bulan

Dalam merencanakan keuangan bulanan, aku melakukannya di minggu atau hari terakhir bulan sebelumnya. Jadi untuk perencanaan bulan April, aku sudah membuatnya di bulan Mei.


Pengeluaran Wajib!

a. Budget
Adalah uang yang aku punya setelah dikurangi cicilan besar seperti cicilan rumah, karena cicilan rumah ini nggak bisa di ganggu gugat.

b. Kewajiban
Ini isinya adalah semua yang harus dibayar, jika tidak, akan membuat masalah. Ya kayak Kosan, kalau nggak dibayar ya bisa diusir ibu kos. Charity, demi hidup yang lebih berkah. PDAM, supaya bisa mandi. PLN, supaya bisa terang.

Poin disini bisa berubah-ubah. Tapi untuk aku yang Single, pengeluaran wajib aku cuma ini aja sih.

c. Deposito/Tabungan
Disesuaikan dengan target finansial yang ada. Harus di paksain sih ini, berapa nominalnya dan supaya nggak bisa aku pake, biasanya aku langsung deposito-kan.

Kalau lagi nggak ada target finansial, aku sesuaikan dulu dengan Pengeluaran lain-lain.

d. Tagihan lain
Seperti Kartu Kredit, harus segera dibayarkan yaaa. Jangan sampai bayar cuma minimum paymen. Terus bisa juga, kalau pakai pay later. Tetap di Pay!


Pengeluaran lain-lain, lebih flexibel.
e. Belanja Bulanan
Karena aku sekarang udah tinggal di rumah, jadi untuk sarapan dan makan malam, kadang bikin bekal untuk makan siang, aku masak di rumah. Aku belanja ke pasar atau ke supermarket seminggu sekali. Untuk dipakai selama seminggu. Kalau pas nge kos, aku jadiin satu sama makan/jajan.

f. Bensin
Jarak antara rumah ke kantorku itu sekitar 30 menit kalau lagi lancar, 45-1 jam kalau lagi macet dan aku pakai motor. Jadi aku punya budget sendiri untuk isi bensin. Budget ini aku ambil diawal bulan dan aku sendirikan dari uang lain.

g. Entertainment
Ini adalah budget yang penting. Termasuk di dalamnya adalah, kalau beli baju, beli buku/komik, jalan-jalan ke wahana, nonton film. Se-REKOSO apapun aku membuat budget, aku nggak pernah melupakan budget Entertainment, supaya nggak ngerasa sedih-sedih amat lah. Palingan dikurangi porsi nontonnya atau beli buku/komiknya.

h. Makan/Jajan
yang masuk kedalam kategori ini adalah makan diluar belanja bulanan. Kalau aku makan siang diluar atau makan cantik, jajan, naik angkutan. Pokoknya semuanya selain belanja bulanan, entertainment, Tiket KA dan pulsa.

i. Pulsa
Aku buat tersendiri karena aku sadar, kebutuhan internet tidak bisa di hindari saat ini. Jadi dedikasi khusus dalam anggaran.

j. Tiket KA.
Ini aku buat tersendiri karena aku mudik naik KA dan kalau pas lagi butuh kan nggak mungkin nggak pulang. Supaya nggak ada kejadian 'nggak punya duit untuk mudik', di khususkan budget untuk Tiket KA.

Dari a-d, adalah pengeluaran yang TIDAK BISA DIUTAK-ATIK. Harus itu dan nggak bisa dikurangi. Sedangkan dari poin e-j, itu FLEKSIBEL, bisa di ubah sesuai dengan keadaan budget.

3. Konsisten dan mengenali diri sendiri

Pertama kali melakukan Perencanaan Keuangan tentu nggak selalu berhasil. Sering bocor atau nggak tepat sasaran, pasti ada. Tapi kalau konsisten, lama-lama akan membuat diri jadi otomatis menyesuaikan.

Awalnya, aku coba-coba aja, bikin nominalnya. Kira-kira aja aku butuhnya segini dan segitu. Aku seperti itu selama 1 tahun. Karena tujuan awalku adalah konsisten dulu. Lama-lama, aku jadi pengen upgrade Perencanaan Keuangan Bulananku.

Aku mulai mencatat apa saja pengeluaranku selama sebulan dan di bulan April, aku dapat gambaran rinci apa aja sebenarnya yang aku keluarkan. Pos mana yang bocor, pos mana yang terlalu banyak aku kasih porsi.

Yang penting itu, dicoba dulu. Diniati yang baik dan konsisten. Dipaksa untuk konsisten. Pelan-pelan nggak papa, daripada nggak sama sekali.

Semoga bermanfaat ya apa yang aku share ini. Semoga kalian memandang ini dengan baik. tidak ada niat untuk pamer sama sekali.

Bye-Bye~~~~ 😙😙✋✋

COBA BACA YANG INI, DEH

Pengalaman Pertama Lolos Google Adsense Wow!

Hai, gimana kabar kalian? Baik? Ada yang berubah nggak dari blog aku? YAP, Sekarang ada IKLAN nya! Ih, kok sekarang ada iklannya sih?...

EH, BANYAK YANG LIHAT!