Friday, August 2, 2019

Cerita Persiapan Finansial Pertunangan dan Pernikahanku

Karena membuat postingan soal Renovasi Rumah, aku jadi teringat perjuangan saat menyiapkan uang untuk Pertunangan dan Pernikahan.

THE STRUGGLE IS REAL!!!!!

DISCLAIMER:
Tidak ada niatan untuk mengeluh ataupun tidak bersyukur atau bahkan dibilang pamer. NOOO! aku berniat share aja bagi kalian yang kebingungan seperti aku dulu.

Oke kita mulai dari Pertunangan. 

Aku dan Bae pacaran 1 tahun lebih 2 bulan sebelum akhirnya melakukan pertunangan dibulan November 2018.

Acara ini nggak ribet karena pertunangan di desa aku itu, nggak macem-macem kayak acara pertunangan di kota-kota. Nggak ada tuh hiasan-hiasan atau harus beli baju baru dan MUA. Ketolong banget dengan acara pertunangan ala desa. Jadi cuma butuh tenaga manusia untuk masak buat keluargaku dan keluarga Bae. 

Seserahan dari Bae: Cincin Tunangan (untuk aku dan Bae), Buah, Jajan, Perlengkapanku (Kebaya satu set, Baju satu set, Baju tidur satu set, Pakaian Dalam, Alat Make Up, Alat Mandi, Tas, Sepatu, Sprei dan bed cover)

Setelah acara Bae ngelamar aku ke keluarga, di adat desaku ada yang namanya Balikan. Itu aku dan keluargaku mengunjungi rumah Bae untuk membicarakan kapan tanggal pernikahan dan acaranya. Ini ada adat untuk membalas seserahan yang dulu dibawa Bae saat melamarku. Nggak sebanyak yang dibawa Bae sih. Dan karena yang kesana cuma keluarga inti aku, jadi nggak nyiapin makanan, cuma harus bayar tol aja sih.

Seserahan balasanku: Buah, Jajan pasar, Baju (ini boleh baju aja tapi boleh pernak-pernik lain juga. Kayak aku pengen nambahin celana, sabuk sama sepatu).

💸 apprx. yang aku keluarkan 8.000.000

Sebelum tunangan, ada kejadian yang membuatku tergoncang baik secara mental, fisik maupun finansial. Tapi kita bahas soal Finansial aja ya.

Aku akan cerita soal bagaimana ekspektasi finansialku sebagai anak perempuan satu-satunya dari 4 bersaudara untuk masalah Pertunangan dan Pernikahan. Dari kecil, aku selalu diberitahu kalau:

"Orang tua bertanggung jawab terhadap pernikahan anak perempuan mereka. Kalau anak lelaki, ya dipersiapkan sendiri". 

Bahkan itu selalu digaung-gaungkan sampai aku dewasa.

Dan tiba-tiba, tepat sebulan sebelum acara pertunanganku, terdapat peristiwa yang membuat ekspektasiku hancur lebur. Secara finansial, orang tuaku nggak bisa menanggung biaya pertunangan dan pernikahanku.

Stress. Pasti. Ingin rasanya marah, tapi marah pada siapa?

"Saat terjadi hal yang berat, sangat berat dan membuatku tidak tahu harus melakukan apa dan putus asa. Aku menyerahkan diriku pada Allah, selalu ingat untuk bersyukur dan bangkit serta berusaha"
Untungnya, aku masih punya tabungan dan kutambah dengan uang yang aku sisakan untuk membayar Notaris (akte kepemilikan rumah masih balik nama waris, belum balik nama ke aku, jadi aku belum harus bayar). Aku pinjam uang itu dulu, berharap nggak harus dibayarkan dalam waktu dekat.

Aku menghitung-hitung kemampuanku dalam mengumpulkan uang. Sebanyak apa dan harus bagaimana. Dari bulan Desember, aku mulai mengetatkan ikat pinggang. Makan hanya untuk sarapan dan makan siang/makan malam. Menyisihkan 90% sisa pendapatan (setelah dikurangi cicilan rumah) untuk biaya pernikahan.

Berhutang? NO! BIG NO!

Salah satu Post Jouska tentang Wedding Disaster

Di IG Jouska, aku membaca ada pasangan yang harus berhutang demi membiayai pernikahan mereka dan setelah menikah, masih harus membayar utang-utang. 

Kasus terdekat adalah Kakakku sendiri. Kakak Iparku yang cerita kemudian memberikan wejangan kalau jangan sampai berhutang untuk pernikahan karena rasanya akan sangat menyedihkan. Harus membayar berbulan-bulan untuk acara semalam saja.

FIX. Aku nggak akan pernah mau berhutang untuk pernikahanku.

Setelah menghitung, akhirnya aku sampai pada angka 50.000.000, 7 Bulan mengencangkan ikat pinggang. Berharap uang THR juga. Tapi pada akhirnya aku hanya bisa mengumpulkan uang 42.000.000

Aku memberitahu keluargaku, berapa uang yang aku punya. Terjadi perdebatan, katanya aku nggak akan bisa membuat acara pernikahan dengan uang hanya sebesar itu karena tamu yang diundang banyak. Untuk makan saja mungkin tidak cukup.

Penyakit yang paling berbahaya: Gengsi

Dimasa itu, aku harus kekeuh, keras, memberitahu orang tuaku kalau aku nggak ingin acara yang besar kalau harus mengeluarkan biaya lebih dari apa yang aku punya. 

Kalian bisa bilang kalau aku 'durhaka' dan nggak mau membahagiakan orang tua. Please, aku nggak peduli omongan kalian soal itu.

Dengan bertanya pada Kakak Ipar dan Calon Kakak Ipar serta browsing, akhirnya aku membuat List Penting dalam mempersiapkan pernikahanku:

catatan persiapan pernikahan
Pertama kali adalah aku mencari perias, aku bertanya ke teman dan kakak ipar serta mencari online. Akhirnya aku menemukan dan memutuskan untuk memakai Bu Herma karena beliau bukan cuma make up dan baju, tapi juga bisa memberikan paket Dekor, Foto & Video.

IG Bu Herma
Meskipun paketan, aku tetap bertanya dengan rinci apa saja yang termasuk dalam paketannya. Mungkin aku sangat menyebalkan bagi Bu Herma, tapi aku sangat berterimakasih.

Bae memberikan kontribusi untuk acara yang ada di rumah, meskipun di rumah Bae juga diadakan unduh mantu.

Acara pernikahanku ini begitu berkesan dan lega setelah selesai. Aku dan Bae, kami berdua bisa melanjutkan hidup setelah acara pernikahan tanpa ada utang. Alhamdulillah juga, kami berdua masih ada saku dari uang amplop 😎 . Karena aku memilih tanggal akhir bulan, kami nggak perlu lama-lama untuk terima gaji. Hahaha. Mungkin bisa dipertimbangkan juga lho untuk memilih tanggal pernikahan.

 Abis nikah masih bisa makan di Hanamasa, masih bisa Renovasi Rumah, masih bisa membeli barang impian yang tertunda dibeli karena harus mempersiapkan pernikahan.

Aku bersyukur, meskipun penuh perjuangan, aku memiliki banyak orang yang mau membantu. Kakak dan Kakak Iparku, mereka yang menjadi panitia inti. Mempersiapkan segalanya. Keluargaku yang lain, mau berepot-repot secara finansial dan tenaga membantu. Tetangga yang mau ikut pladen, membantu saat acara. Penuh syukur dan penuh rasa bahagia di pernikahanku ini.

Mempersiapkan pernikahan bisa sangat memusingkan, penuh emosi dan membuat kalian menyerah. Tapi selalu ingat, niat awal kalian.
 
Aku memulai planningku dengan Bismillah... menyelesaikannya dengan Alhamdulillah... 

"Saat kalian merasa sudah berada di pojokan, nggak tahu harus kemana, nggak kelihatan apa-apa. Bersyukurlah. Karena dengan bersyukur, kalian akan bisa melihat apa yang bisa membantu kalian."
 ðŸ’¸ 42.000.000
BYE BYE Love You

1 comment:

  1. Sedang mencari jual besi beton surabaya . kami menyediakan besi beton beragam jenis dan ukuran
    Mulai besi beton ulir dan besi beton polos

    ReplyDelete

COBA BACA YANG INI, DEH

Pengalaman Pertama Lolos Google Adsense Wow!

Hai, gimana kabar kalian? Baik? Ada yang berubah nggak dari blog aku? YAP, Sekarang ada IKLAN nya! Ih, kok sekarang ada iklannya sih?...

EH, BANYAK YANG LIHAT!