Tuesday, August 6, 2019

Alasan kenapa aku berhenti pakai CC (Kartu Kredit)

Hai,

Sebelumnya aku pakai CC BRI Touch dan menceritakannya disini. Dan diakhir 2018, aku secara resmi menghentikan pemakaian CC BRI Touch dengan melakukan penutupan kartu.

Kenapa?

1. Sudah bukan lagi kartu yang free annual fee. Di statement Desember 2018, ada pengumuman kalau per Januari 2019, kartu BRI Touch akan dikenakan annual fee kalau nggak ada kartu kredit BRI lain yang dimiliki.

kebijakan baru BRI Touch

  Aku langsung telepon CS dan menanyakan apakah kabar itu benar dan berlaku mulai kapan. CS bilang, kalau untuk aku baru akan kena tahun 2020. Tapi aku tetap ngerasa harus nutup saat itu juga. Jadi aku langsung mengatakan niatku. Sempat dibujuk untuk dinaikkan Limit nya tapi aku kekeuh. Dan Januari 2019, aku mendapatkan email yang memberitahu kalau aku sudah nggak punya CC BRI Touch lagi:

email dari BRI
 2. Aku merasa, aku nggak sanggup menahan diri.

Di postingan aku disini, aku sudah bilang kalau Kartu Kredit bukan untuk orang dengan emosi finansial lemah. Awalnya aku punya CC memang karena aku butuh diskonnya. Selain itu, setiap kali aku bayar kan ada cashback dari Tokopedia. Bisa aku buat untuk bayar listrik. Tapiii.... kan nggak selamanya juga ada barang yang butuh aku beli ataupun ada diskonnya.

Jadinya malah aku sering pakai CC untuk hal yang biasa aja. Intinya, emosi finansialku ternyata lebih lemah daripada yang aku fikirkan. Untungnya, Bae sering nyeletuk kalau CC itu kan utang.

Awalnya, ego aku menolak kenyataan kalau aku mulai kehilangan kendali emosi finansialku karena aku selalu membayar tepat waktu. Tapi akhirnya aku menerima bahwa aku nggak sekuat itu dan menghentikan pemakaian CC.

Setelah itu....

Beberapa kali terkena godaan CC lagi karena abis ini mau Renovasi, artinya butuh beli tegel dan sebagainya. Banner nya Depo Bangunan gedee banget kelihatan kalau pakai CC bisa dapat potongan tambahan 150ribu. Pengalaman sebelumnya, aku bisa dapat gratis 2 cat itu...

Abis itu, di kantor ada pegawai BRI yang menawarkan CC Business Card. Yang ini free annual fee tanpa embel-embel.

CC Bussiness Card

 Tapi aku nggak ngambil kesempatan itu. Aku bertekat untuk mengasah emosi finansialku lagi. Kalau masih suka kalap belanja yang nggak perlu atau karena di 'racun', aku nggak akan apply CC!

Love you, XOXO 

Friday, August 2, 2019

Cerita Persiapan Finansial Pertunangan dan Pernikahanku

Karena membuat postingan soal Renovasi Rumah, aku jadi teringat perjuangan saat menyiapkan uang untuk Pertunangan dan Pernikahan.

THE STRUGGLE IS REAL!!!!!

DISCLAIMER:
Tidak ada niatan untuk mengeluh ataupun tidak bersyukur atau bahkan dibilang pamer. NOOO! aku berniat share aja bagi kalian yang kebingungan seperti aku dulu.

Oke kita mulai dari Pertunangan. 

Aku dan Bae pacaran 1 tahun lebih 2 bulan sebelum akhirnya melakukan pertunangan dibulan November 2018.

Acara ini nggak ribet karena pertunangan di desa aku itu, nggak macem-macem kayak acara pertunangan di kota-kota. Nggak ada tuh hiasan-hiasan atau harus beli baju baru dan MUA. Ketolong banget dengan acara pertunangan ala desa. Jadi cuma butuh tenaga manusia untuk masak buat keluargaku dan keluarga Bae. 

Seserahan dari Bae: Cincin Tunangan (untuk aku dan Bae), Buah, Jajan, Perlengkapanku (Kebaya satu set, Baju satu set, Baju tidur satu set, Pakaian Dalam, Alat Make Up, Alat Mandi, Tas, Sepatu, Sprei dan bed cover)

Setelah acara Bae ngelamar aku ke keluarga, di adat desaku ada yang namanya Balikan. Itu aku dan keluargaku mengunjungi rumah Bae untuk membicarakan kapan tanggal pernikahan dan acaranya. Ini ada adat untuk membalas seserahan yang dulu dibawa Bae saat melamarku. Nggak sebanyak yang dibawa Bae sih. Dan karena yang kesana cuma keluarga inti aku, jadi nggak nyiapin makanan, cuma harus bayar tol aja sih.

Seserahan balasanku: Buah, Jajan pasar, Baju (ini boleh baju aja tapi boleh pernak-pernik lain juga. Kayak aku pengen nambahin celana, sabuk sama sepatu).

💸 apprx. yang aku keluarkan 8.000.000

Sebelum tunangan, ada kejadian yang membuatku tergoncang baik secara mental, fisik maupun finansial. Tapi kita bahas soal Finansial aja ya.

Aku akan cerita soal bagaimana ekspektasi finansialku sebagai anak perempuan satu-satunya dari 4 bersaudara untuk masalah Pertunangan dan Pernikahan. Dari kecil, aku selalu diberitahu kalau:

"Orang tua bertanggung jawab terhadap pernikahan anak perempuan mereka. Kalau anak lelaki, ya dipersiapkan sendiri". 

Bahkan itu selalu digaung-gaungkan sampai aku dewasa.

Dan tiba-tiba, tepat sebulan sebelum acara pertunanganku, terdapat peristiwa yang membuat ekspektasiku hancur lebur. Secara finansial, orang tuaku nggak bisa menanggung biaya pertunangan dan pernikahanku.

Stress. Pasti. Ingin rasanya marah, tapi marah pada siapa?

"Saat terjadi hal yang berat, sangat berat dan membuatku tidak tahu harus melakukan apa dan putus asa. Aku menyerahkan diriku pada Allah, selalu ingat untuk bersyukur dan bangkit serta berusaha"
Untungnya, aku masih punya tabungan dan kutambah dengan uang yang aku sisakan untuk membayar Notaris (akte kepemilikan rumah masih balik nama waris, belum balik nama ke aku, jadi aku belum harus bayar). Aku pinjam uang itu dulu, berharap nggak harus dibayarkan dalam waktu dekat.

Aku menghitung-hitung kemampuanku dalam mengumpulkan uang. Sebanyak apa dan harus bagaimana. Dari bulan Desember, aku mulai mengetatkan ikat pinggang. Makan hanya untuk sarapan dan makan siang/makan malam. Menyisihkan 90% sisa pendapatan (setelah dikurangi cicilan rumah) untuk biaya pernikahan.

Berhutang? NO! BIG NO!

Salah satu Post Jouska tentang Wedding Disaster

Di IG Jouska, aku membaca ada pasangan yang harus berhutang demi membiayai pernikahan mereka dan setelah menikah, masih harus membayar utang-utang. 

Kasus terdekat adalah Kakakku sendiri. Kakak Iparku yang cerita kemudian memberikan wejangan kalau jangan sampai berhutang untuk pernikahan karena rasanya akan sangat menyedihkan. Harus membayar berbulan-bulan untuk acara semalam saja.

FIX. Aku nggak akan pernah mau berhutang untuk pernikahanku.

Setelah menghitung, akhirnya aku sampai pada angka 50.000.000, 7 Bulan mengencangkan ikat pinggang. Berharap uang THR juga. Tapi pada akhirnya aku hanya bisa mengumpulkan uang 42.000.000

Aku memberitahu keluargaku, berapa uang yang aku punya. Terjadi perdebatan, katanya aku nggak akan bisa membuat acara pernikahan dengan uang hanya sebesar itu karena tamu yang diundang banyak. Untuk makan saja mungkin tidak cukup.

Penyakit yang paling berbahaya: Gengsi

Dimasa itu, aku harus kekeuh, keras, memberitahu orang tuaku kalau aku nggak ingin acara yang besar kalau harus mengeluarkan biaya lebih dari apa yang aku punya. 

Kalian bisa bilang kalau aku 'durhaka' dan nggak mau membahagiakan orang tua. Please, aku nggak peduli omongan kalian soal itu.

Dengan bertanya pada Kakak Ipar dan Calon Kakak Ipar serta browsing, akhirnya aku membuat List Penting dalam mempersiapkan pernikahanku:

catatan persiapan pernikahan
Pertama kali adalah aku mencari perias, aku bertanya ke teman dan kakak ipar serta mencari online. Akhirnya aku menemukan dan memutuskan untuk memakai Bu Herma karena beliau bukan cuma make up dan baju, tapi juga bisa memberikan paket Dekor, Foto & Video.

IG Bu Herma
Meskipun paketan, aku tetap bertanya dengan rinci apa saja yang termasuk dalam paketannya. Mungkin aku sangat menyebalkan bagi Bu Herma, tapi aku sangat berterimakasih.

Bae memberikan kontribusi untuk acara yang ada di rumah, meskipun di rumah Bae juga diadakan unduh mantu.

Acara pernikahanku ini begitu berkesan dan lega setelah selesai. Aku dan Bae, kami berdua bisa melanjutkan hidup setelah acara pernikahan tanpa ada utang. Alhamdulillah juga, kami berdua masih ada saku dari uang amplop 😎 . Karena aku memilih tanggal akhir bulan, kami nggak perlu lama-lama untuk terima gaji. Hahaha. Mungkin bisa dipertimbangkan juga lho untuk memilih tanggal pernikahan.

 Abis nikah masih bisa makan di Hanamasa, masih bisa Renovasi Rumah, masih bisa membeli barang impian yang tertunda dibeli karena harus mempersiapkan pernikahan.

Aku bersyukur, meskipun penuh perjuangan, aku memiliki banyak orang yang mau membantu. Kakak dan Kakak Iparku, mereka yang menjadi panitia inti. Mempersiapkan segalanya. Keluargaku yang lain, mau berepot-repot secara finansial dan tenaga membantu. Tetangga yang mau ikut pladen, membantu saat acara. Penuh syukur dan penuh rasa bahagia di pernikahanku ini.

Mempersiapkan pernikahan bisa sangat memusingkan, penuh emosi dan membuat kalian menyerah. Tapi selalu ingat, niat awal kalian.
 
Aku memulai planningku dengan Bismillah... menyelesaikannya dengan Alhamdulillah... 

"Saat kalian merasa sudah berada di pojokan, nggak tahu harus kemana, nggak kelihatan apa-apa. Bersyukurlah. Karena dengan bersyukur, kalian akan bisa melihat apa yang bisa membantu kalian."
 💸 42.000.000
BYE BYE Love You

Renovasi Sesi 2 : Pintu Rumah ala Cafe

Haaaiii kembali lagi bersama saya yang telah berganti status. Huehehehe....

Bae sekarang menjadi Cuami💕 #maluuuu


Setelah menikah, tentu kami nggak nge kos lagi. Sekarang tinggal di rumah berdua. Memulai kehidupan rumah tangga #eh yang terasa menyenangkan  🙆 tapi nggak heboh banget. Entah aku aja apa semua merasakan begitu?

Menyenangkannya banyaaak~~~ kayak kemaren aku panas (yang bikin aku mewek banget, nagis-nangis nggak jelas) ada yang peluk-peluk 💑

Curhat Pengantin baru di cut aja ya. Dikembalikan pada judulnya, yaitu Renovasi. 🔨🔧🔩🏚

Seperti yang telah kalian tahu di series ini rumah aku seperti apa dan aku melakukan renovasi sesi 1. Hasilnya memuaskan meskipun terdapat drama di dalamnya, dan aku berniat untuk melakukan Renovasi berikutnya.

Video diatas adalah tampilan lengkap hasil renovasi kamar mandiku

Jarak waktu dari renovasi sesi 1 ke renovasi sesi 2 ini memang jauh banget. 1 tahunan ya. Alasannya? 💰💰DUIT dan ada prioritas lain, yaitu pertunangan dan pernikahan. Need moooneeeyyyy dan nggak sedikit. Aku bakalan ceritain masalah finansial dalam mempersiapkan pertunangan dan pernikahan di post yang lain.

Uang Renovasi ini darimana? Kan abis nikahan yang membuat kantong kering se kering-keringnya?

Jawabannya, uang dari tamu alias amplop 😎 dan sisanya adalah THR dari kantor. Alhamdulillah.... abis nikah nggak cuma makan nasi dan kecap atau harus bayar utang #bersyukur dan #berterimakasih

Renovasi sesi 2 ini aku berfokus pada bagian depan rumah yang bangunannya mepet banget, hanya menyisakan sedikit tempat untuk parkir motor. muat dua motor, tapi itu harus miring-miring. Begitu motornya masuk, mau nutup pagar susah banget. Fiuuuh~~~😰

Beginilah penampakan rumah bagian depan:

tampak depan rumah
aku berniat membongkar tembok dengan kaca besar itu, berserta dengan atapnya yang dari seng. Bocor juga itu atap dan mau diperbaikin kayak apa juga nggak bisa. Bongkar sekalian kan. Terus nanti atapnya diganti dengan kanopi.

Kalau tembok itu dibongkar, artinya dari depan ke dalam nggak ada sekatnya, kan? Aku memilih untuk nggak bikin tembok, tapi pasang pintu lipat. Jadi, kalau ada acara atau mau masukin barang, bisa los! 

Langkah pertama adalah, aku nyari tukang yang bisa buat pintu lipat aluminium. 
 
inspirasi pintu lipat yang aku inginkan

Bentuknya seperti itu karena aku mikirnya kan nanti kalau kebentur motor, nggak bakalan kenapa-napa karena memang tempatnya kan buat garasi. Melihat di berbagai tempat, bahannya kayu itu kelihatan baguuus gitu. Wis, aku pengen begitu pokoknya. Tapi obsesiku itu terhempas nyata karena beberapa pendapat:

1. kayu biaya perawatannya nanti bisa banyak. 
2. Bisa kena rayap. 
3. Biayanya pembuatannya lebih mahal daripada aluminium. 

Oke. Setelah ngobrol lagi dengan suami, kita memutuskan untuk pakai bahan aluminium aja.

Tanggal 14 Juni 2019: Aku mencari tukang aluminium dari OLX dan menemukan 2 kandidat. Ini penting, untuk membandingkan harga. Kandidat pertama, menawarkan 10.500.000 Kandidat kedua menawarkan harga 6.230.000. Tentu saja, aku milih kandidat kedua. 😀

Tanggal 4 Juli 2019: Tukangnya datang ke rumah untuk ngukur dan ngasih pilihan bahan. Setelah ukur-ukur dan membicarakan masalah design serta bahannya, akhirnya deal dengan harga 6.300.000 tapi dengan design yang berbeda. Bawahnya nggak bisa kayak yang aku inginkan karena bahannya lebih mahal. Tapi akhirnya diganti dengan kaca yang lebih tebal.


spesifikasi yang akhirnya dipilih

Nama tukangnya adalah Mas Wahyu Ardiansyah, orang malang dan bekerja sendiri tapi pas pasangnya dibantu sama temennya. Orangnya berani ngasih KTP kalau customer ragu. Waktu itu aku sempet takut sih, soalnya harus ngasih DP 3.300.000.

Tanggal 5 Juli 2019: Mas Wahyu datang ke rumah untuk pengukuran kedua dan memberikan keyakinan. Sampai akhirnya terjadilah deal atas asas yakin. Aku bismillah aja sih. Ternyata, lantai rumahku itu nggak rata 😢 selain itu, ada pipa yang menyembul diatas lantai. Lupa banget aku soal ini. Pipa air itu memang mau ditanam ke lantai, bukan ke dinding seperti umumnya, karena nanti lantai rumah aku mau dilapisin sama parket.
Soal pipa, Mas Wahyu bersedia menanamkan pipa itu ke lantai tanpa tambahan biaya. Supaya pintunya bisa di pasang.

Tanggal 8 Juli 2019: Aku transfer uangnya dan Mas Wahyu mulai membuat pintu lipatku.

Tanggal 11 Juli 2019: Mas Wahyu memberikan update pembuatan pintu lipatnya

Progress Pintu Lipat dari Mas Wahyu
Mas Wahyu ini rajin ngasih update tentang progress pembuatan pintu lipatnya. Tahu banget kalau customer nya ada ketakutan gitu dan maklumin banget. Mantap lah.

Tanggal 14 Juli 2019: Mas Wahyu bersama dengan seorang temannya datang untuk masang pintu lipatnya. Butuh waktu 5 jam-an lho. OMG!! dan mereka itu ngerjain nggak berhenti 😲  sampai aku nggak enak sendiri. Pengen disuruh istirahat tapi mereka tetap ngejar waktu. Dari jam 2 selesai jam 7-an malam.

penampakan pintu lipat baru
Seneeng bangeet akuuu.... 😆😆😆😆   itu cantiiik banget pintunya. Ala-ala Cafe kan ya jadinya??? Bikin semangat untuk nge renovasi selanjutnya. Ihiiirrrr!!!

Setelah terpasang, dibagian bawahnya itu belum bisa dipasang slot, karena ya itu, ternyata lantai rumahku nggak rata. Akhirnya aku harus nyari tukang lain untuk leveling supaya bisa ada slot bawah. Aku bayar 2.500.000 setelah pintu terpasang. Sisa 500.000 nya sama mas Wahyu ditunggu sampai bisa masang slot.

Seperti biasa, nyari tukang di OLX karena nyari tukang dari teman-teman itu nggak dapet-dapet. Akhirnya dapat tukang untuk leveling, jasa sekaligus bahan bayar 150.000. Huft... oke... 

Hasil Leveling


Tanggal 28 Juli 2019: Akhirnya mas Wahyu bisa masang slot bawah. Pintuku bisa terpasang dengan aman dan sempurna. Yeeeyyy~~~

Segitulah Renovasi Sesi 2 untuk pembuatan pintu lipat untuk rumahku. Bulan Agustus ini insyaallah akan bongkar dinding dan atap lalu masang kanopi. Seperti biasa, aku akan membuatkan rincian biayanya.

💸 Biaya pembuatan pintu lipat dengan ukuran 2.94m x 2.43m, 4 pintu adalah: 6.450.000

BYE BYE~~~ XOXO


Kalau ada yang mencari tukang aluminium untuk wilayah Malang, email aja ke aku. Nanti aku kasih nomornya Mas Wahyu







COBA BACA YANG INI, DEH

Pengalaman Pertama Lolos Google Adsense Wow!

Hai, gimana kabar kalian? Baik? Ada yang berubah nggak dari blog aku? YAP, Sekarang ada IKLAN nya! Ih, kok sekarang ada iklannya sih?...

EH, BANYAK YANG LIHAT!